Mangrove Tanjung Batu Piru Seram Barat

Namanya juga “Tanjung Batu” jadi keadaan daerah ini dipenuhi oleh batu karang.  Jalan yang ditempuh dari jalan aspal harus menurun melewati batu-batu karang menuju kawasan pantai yang ditumbuhi juga oleh mangrove.

Mangrove di Tanjung Batu ini mempunyai jenis yang cukup beragam. Terdapat buah Rhizophora yang panjangnya sekitar 1 meter. Memang saat perjalanan dilakukan jenis ini sedang berbuah dengan jumlah yang banyak.

Buah Rhizophora

Buah Rhizophora

Sambil melangkah pada akar-akar mangrove Rhizophora yang cukup rapat melihat kiri kanan jenis-jenis yang ada.

Akar Rhizophora

Akar Rhizophora

Ternyata selain Rhizophora, ada jenis lain juga yang berbuah. Buah jenis Sonneratia ditemukan bertaburan di atas pasir. Buah berwarna hijau dengan kelopak seperti bintang.

Buah Sonneratia sp

Buah Sonneratia sp

Di samping buah-buah Sonneratia sp terdapat akar-akar napas Sonneratia yang muncul dipermukaan tanah. Akar-akar ini berfungsi dalam pernapasan tumbuhan mangrove pada habitat yang asin dan jenuh dengan air.

Akar Sonneratia sp

Akar Sonneratia sp

Di Tanjung Batu juga terdapat vegetasi pantai seperti Bintangur, Waru, Baringtonia, dll. Tetapi sayangnya ada orang yang menebangnya dan meninggalkan begitu saja.

Pohon Bintangur ditebang

Pohon Bintangur ditebang

Pohon Bintangur ditebang dan dibiarkan begitu saja, entah apa tujuan dari orang yang menebang pohon ini. Bijinya bertaburan disana-sini, tidak dimanfaatkan karena memang mereka tidak tahu memanfaatkannya dan mereka tidak tahu bahwa sekarang orang rame-rame membudidayakan pohon ini.

Biji Bintangur

Biji Bintangur

Bintangur sebagai salah satu jenis pohon yang bijinya dipakai untuk bahan bakar alternatif, banyak dibicarakan orang dan dibudidayakan untuk mendapatkan keuntungan finansial dan ekologis.

Di atas-atas pohon vegetasi pantai terdapat berbagai jenis Ephypit, yang tumbuh menumpang, agar mendapatkan cahaya matahari yang cukup.

Ephypit

Ephypit Sarang Burung

Akhirnya ditemukan suatu biji yang sedang berkecambah pada batu karang. Biji ini diamati terus…….. apa sih nama biji tersebut.

Benih Berkecambah

Benih Berkecambah

Tolong dong……..   informasinya….. apa sih .. nama biji atau benih ini … Thanks…

 

Artikel Terkait :

  1. Definisi Mangrove
  2. Peranan, Manfaat dan Fungsi Hutan Mangrove
  3. Zonasi dan Syarat Pertumbuhan Mangrove
  4. Zonasi Hutan Mangrove Menurut Komposisi Jenis
  5. Jenis Perakaran Akar Nafas (Pneumatophore) Pada Hutan Mangrove.
  6. Suksesi Hutan Mangrove
  7. Manfaat Hutan Mangrove Teluk Kotania Kabupaten Seram Barat Maluku
  8. Jenis – Jenis Tumbuhan Mangrove
  9. Penyebaran Hutan Mangrove
  10. Struktur Hutan Mangrove
  11. Komposisi Jenis dan Zonasi Hutan Mangrove
  12. Zonasi Hutan Mangrove Andaman
  13. Sistim Silvikultur Hutan Mangrove
  14. Gambar-Gambar Hutan Mangrove
  15. Hutan Mangrove dan Manfaatnya
  16. Keanekaragaman Fauna pada Habitat Mangrove
  17. Perbanyakan Mangrove dengan Sistem Cangkok dalam Upaya Regenerasi Mangrove
  18. Konservasi Mangrove sebagai Pendukung Sumberhayati Perikanan Pantai
  19. Potensi Mangrove Sebagai Tanaman Obat
  20. Kriteria Baku dan Pedoman Penentuan Kerusakan Mangrove
  21. Pembuatan Tanaman Rehabilitasi Hutan Mangrove
  22. Vegetasi-vegetasi di Tepi Pantai.
  23. Manfaat Hutan dalam Perdagangan Karbon

 

Posted in hutan pantai, jalan-jalan, mangrove | Tagged , | 2 Comments

POHON AREN (Arenga pinnata) DAN MANFAATNYA DI NEGERI ETI

Jalan-jalan kali ini melihat Pohon Aren (Arenga pinnata) dan Manfaatnya bagi kehidupan masyarakat. Pohon Aren dengan jumlah yang banyak dapat ditemui di Negeri Eti. Kerapatan pohon aren yang tinggi sehingga bisa dikatakan “hutan Aren” karena daerah ini didominasi oleh Tumbuhan Aren.

Negeri Eti merupakan salah satu desa di Pulau Seram yang termasuk di dalam Kabupaten Seram Bagian Barat. Negeri Eti merupakan desa adat yang dipimpin oleh seorang Raja. Daerah petuanannya cukup luas dengan beberapa dusun dibawah Pemerintahan Raja Eti. Pulau Marsegu dalam kasawan Taman Wisata Alam Laut Provinsi Maluku juga termasuk di dalam petuanan negeri ini.

Selain itu,  Negeri Eti sejak dulu terkenal dengan komoditas yang dihasilkan dari pohon aren. Masyarakat memanfaatkannya pohon aren untuk berbagai kebutuhan.  Hasil sadapan nira aren dapat dimasak menjadi Gula Aren (Gula Merah), Buahnya menghasilkan “kolang-kaling” untuk campuran minuman dan makanan. Sedangkan batangnya dapat menghasilkan”pati” menjadi tepung sebagai sumber karbohidrat, namun pengolahan untuk menghasilkan produk-produk ini masih terbatas.

Pohon Aren (Arenga Pinnata)

Pohon Aren (Arenga Pinnata)


Pohon aren
di daerah ini banyak yang disadap niranya, kemudian dimanfaatkan melalui proses penyulingan menghasilkan minuman beralkohol yang disebut “Sopi“.

Sopi merupakan sumber penghasilan yang cukup lumayan untuk menopang kehidupan keluarga, bahkan bisa menunjang kebutuhan lain sampai pada biaya pendidikan anak-anak sampai ke perguruan tinggi. Hingga ada istilah “Sarjana Sopi” karena biaya pendidikan berasal dari hasil kegiatan tersebut.

Penyulingan Sopi

Penyulingan Sopi

Sadapan nira dari aren yang diambil disebut “sageru” kemudian sageru dimasukan ke dalam suatu wadah untuk dimasak menjadi sopi.

Pekerjaan penyadapan dari pohon aren hingga menjadi sageru dikenal dengan istilah “Tifar”. Untuk satu kali pekerjaan dari tifar hingga masak sopi, biasanya mereka tinggal di “walang sopi” selama 1 – 2 hari. Hasil yang mereka dapatkan dalam 2 hari berkisar Rp. 300 ribuan. Pekerjaan ini biasa dikerjakan bersama-sama sebanyak 2 orang. Kalo petani mempunyai jumlah pohon aren yang lebih banyak serta lebih rajin dalam bekerja maka pendapatan mereka bisa lebih tinggi.

Masak Sopi

Peralatan untuk Masak Sopi

Dalam penyulingan menghasilkan sopi dapat digunakan bermacam-macam perlengkapan, misalnya bambu dan juga plastik. Plastik dipakai supaya menghasilkan Sopi yang lebih bersih dan jernih.

Minum Sopi

Minum Sopi

Setiap melewati “walang sopi” jika pemiliknya sedang masak sopi pasti ditawari untuk mencicipi rasa sopi yang dihasilkan. Tapi ingat jangan sampai berlebihan, kalo berlebihan anda pasti akan mabuk dan tidak dapat melanjutkan perjalanan.

Itulah sekilas cerita melihat pohon Aren dan manfaatnya bagi kehidupan masyarakat, terutama untuk penduduk di Negeri Eti, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Provinsi Maluku.

Posted in hutan, jalan-jalan | Tagged , , , | 1 Comment

Pohon Sagu Terbesar di Dunia

Sagu (Metroxylon sp) habitatnya di daerah rawa, hasil hutan non kayu yang sejak dari dulu sudah dimanfaatkan sebagai sumber makanan. Di Maluku, Sagu tumbuh dengan sendirinya hutan-hutan rawa, pada daerah dataran rendah tumbuh di belakang hutan mangrove.

Menurut Flach and Schuiling (1991) kandungan Nutrisi (g) yang terdapat pada batang sagu adalah N = 590, P = 170, K = 1700, Ca = 860 dan Mg = 350. Pada saat pengolahan di lapangan nutrisi ini banyak hilang dan kembali ke tanah tempat tumbuhnya.

Seberapa besar pohon sagu itu? Bisa dilihat pada gambar berikut ini.

pohon sagu Piru
Pohon Sagu di Pinggir Jalan Piru

Ini adalah pohon sagu yang terdapat di Desa Piru, Kabupaten Seram Bagian Barat. Di daerah ini ada pohon-pohon sagu yang tidak dimanfaatkan, ditinggalkan begitu saja hingga tua dan mati.

Ada Pohon sagu terbesar yang bisa dilihat, bila kita berpergian ke Negeri Eti, Kabupaten Seram Bagian Barat: Provinsi Maluku.. Tingginya kurang lebih 10 m dan diameter sebesar 250 cm.

Sagu Terbesar

Jika pohon sagu ini diperas patinya berapa ton sagu yang bisa dihasilkan?.

Bila diperhatikan secara seksama maka dapat diketahui bahwa itu bukanlah pohon sagu sungguhan tapi hanyalah sebuah menara gereja yang dibuat menyerupai pohon sagu.

Menara Gereja

Selain Pohon Sagu, Negeri Eti juga mempunyai populasi Pohon Aren (Arenga pinnata) yang melimpah.

Silahkan datang ke Negeri Eti dan Hitung sendiri berapa banyak pohon Sagu dan Aren yang ada di sana.

Posted in hutan, jalan-jalan | Tagged , , , , , | 1 Comment

Hutan Indonesia

HUTAN INDONESIA

Gambar Hutan diambil pada Daerah Taman Nasional Manusela, Pulau Seram. Maluku.

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504 pulau, tersebar dari Sabang hingga ke Merauke. Sejumlah besar (lebih dari 10.000 buah) dari pulau-pulau tersebut adalah merupakan pulau-pulau berukuran kecil, memiliki keanekaragaman tumbuhan, hewan jasad renik yang tinggi. Hal ini terjadi karena keadaan alam yang berbeda dari satu pulau ke pulau lainnya, bahkan dari satu tempat ke tempat lainnya dalam pulau yang sama.

Sistem perpaduan antara sumber daya hayati dan tempat hidupnya yang khas itu, menumbuhkan berbagai ekosistem, yang masing-masing menampilkan kekhususan pula dalam kehidupan jenis-jenis yang terdapat didalamnya. Sebagian besar hutan-hutan di Indonesia termasuk dalam Hutan Hujan Tropis, yang merupakan masyarakat hutan yang kompleks, terdapat pohon dari berbagai ukuran. Di dalam kanopi iklim mikro berbeda dengan keadaan sekitarnya; cahaya lebih sedikit, kelembaban sangat tinggi, dan temperatur lebih rendah. Pohon-pohon kecil berkembang dalam naungan pohon yang lebih besar, di dalam iklim mikro inilah terjadi pertumbuhan. Di dalam lingkungan pohon-pohon dengan iklim mikro dari kanopi berkembang juga tumbuhan yang lain seperti pemanjat, epifit, tumbuhan pencekik, parasit dan saprofit. Pohon-pohon dan banyak tumbuhan lain berakar menyerap unsur hara dan air dari dalam tanah.

Daun-daun yang gugur, ranting, cabang, dan bagian lainnya tersedia menjadi nutrisi untuk sejumlah inang hewan invertebrata, seperti rayap juga untuk jamur dan bakteri. Unsur hara dikembalikan ke tanah lewat pembusukan dari bagian yang gugur dan dengan pencucian daun-daun oleh air hujan. Ini merupakan ciri hutan hujan tropis persediaan unsur hara total sebagian besar terdapat dalam tumbuhan; relatif kecil disimpan dalam tanah (Withmore, 1975).

Keanekaragaman hayati yang sangat tinggi merupakan suatu koleksi yang unik dan mempunyai potensi genetik yang besar pula. Namun hutan yang merupakan sumberdaya alam ini telah mengalami banyak perubahan dan sangat rentan terhadap kerusakan. Sebagai salah satu sumber devisa negara, hutan telah dieksploitasi secara besar-besaran untuk diambil kayunya. Ekploitasi ini menyebabkan berkurangnya luasan hutan dengan sangat cepat. Keadaan semakin diperburuk dengan adanya konversi lahan hutan secara besar-besaran untuk lahan pertambangan, pemukiman, perindustrian, pertanian, perkebunan, peternakan serta kebakaran hutan yang selalu terjadi di sepanjang tahun.

KERUSAKAN HUTAN

Gambar diambil pada wilayah Seram Utara. Maluku.

Dampak dari eksploitasi ini adalah terjadinya banjir pada musim penghujan dan kekeringan pada musim kemarau. Dengan demikian jelas terlihat bahwa fungsi hutan sebagai pengatur tata air telah terganggu dan telah mengakibatkan berkurangnya keanekaragaman hayati yang ada didalamnya.

Hutan sebagai ekosistem harus dapat dipertahankan kualitas dan kuantitasnya dengan cara pendekatan konservasi dalam pengelolaan ekosistem. Pemanfaatan ekosistem hutan akan tetap dilaksanakan dengan mempertimbangkan kehadiran keseluruhan fungsinya. Pengelolaan hutan yang hanya mempertimbangkan salah satu fungsi saja akan menyebabkan kerusakan hutan.

Irwanto, 2005.-

Posted in hutan | Tagged , , , | 3 Comments